Welcome

Terimakasih Atas kunjungan anda, Blog ini hanya untuk share, dengan segala keterbatasan pengetahuan pemilik Blog..

Senin, 13 Februari 2012

PAUD Pendidikan Prasekolah

BENARKAH..??

Selama ini PAUD Belum Kembangkan Kreativitas Anak

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang mengajar kemampuan membaca, menulis, dan menghitung menggunakan metode hafalan, justru memasung kreativitas anak.  Ruang gerak anak menjadi terbatas.  “Kepentingan anak kalah dengan  tugas-tugas skolastik yang sebenarnya belum saatnya diberikan”, kata Kepala Subdirektorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sukiman, Kamis (9/2/12), di Jakarta.  Proses pendidikan anak usia dini (PAUD) seharusnya lekat dengan dunia bermain.
Penelitiannya menunjukkan, metode belajar dengan bermain meningkatkan kreativitas anak.  Selain suasanan pembelajaran yang aman dan nyaman, anak juga butuh masa transisi antar sesi kegiatan serta waktu bermain yang cukup.  “Peran guru juga harus berubah.  Tak lagi mendudukan posisi sebagai pengajar, tetapi fasilitator” katanya.
Saat ini banyak model pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini yang berbasis bermain.  Program pembelajaran dirancang dan dilaksanakan melalui bermain.  Sayangnya model pembelajaran seperti itu membutuhkan izin khusus dari pemegang hak dengan sejumlah dana dan ketentuan.  Akhirnya aksesnya menjadi terbatas.
“Lembaga PAUD kita terhambat khususnya, menyangkut kulifikasi guru dan kelengkapan sarana prasarana.  Selain itu model pembelajaran ini juga masih asing di masyarakat Indonesia.” Kata Sukiman.  Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (Dirjen PAUDNI) dan Kemdikbud Lidya Freyani Hawadi mengatakan, penekanan PAUD seharusnya pada aspek motorik, bukan kognitif.  Pada usia 0-5 tahun, aspek motorik lebih menonjol.  Pada tingkat PAUD, lanjutnya, kompetensi dan kesejahteraan guru atau pengajar masih terus ditingkatkan.  Selain itu, seharusnya bukan hanya anak yang di didik, melainkan juga orangtuanya.  Hal itulah yang dinilai belum disentuh oleh pemerintah.
“Jangan membuat orangtua menggantungkan sepenuhnya kepada institusi pendidikan.  Orangtua harus diberdayakan untuk mendidik anaknya, seperti bagaimana menstimulasi anak dengan bermain” ujarnya.

Sumber Harian Umum Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar